Diselenggarakannya webinar awam mengenai kanker prostas bertajuk “Apa Yang Perlu Diketahui Awam Mengenai Penyakit Kanker Prostat?”, diinisiasi oleh Departemen Urologi RSCM-FKUI didukung Johnson & Johnson Indonesia serta sejumlah mitra dan para pemangku kepentingan, tak lepas dari untuk tujuan mendukung gerakan edukasi awam, agar semakin paham dan mau memeriksakan kesehatan prostat.
Catatan yang layak diketahui, kanker prostat, merupakan salah satu jenis kanker yang paling sering dialami oleh pria, menduduki urutan kedua kanker terbanyak pada pria di seluruh Dunia. Diperkirakan sekitar 1,4 juta pria di seluruh Dunia terdiagnosis menderita kanker prostat dan tercatat 375.000 kematian pada tahun 2020.
Maka melalui kegiatan webinar yang diselenggarakan secara daring pada Minggu pertama bulan Oktober 2024, ini menghadirkan sejumlah pakar dalam bidangnya sebagai narasumber utama, dengan sejumlah topik menarik sebagai berikut :
▪ Deteksi Dini Kanker Prostat oleh dr. Kurnia Pentan
Seputra, Sp.U (K)
▪ Tindakan Operasi Kanker Prostat oleh dr. I Wayan
Yudiana, Sp.U(K)
▪ Terapi Sistemik pada Kanker Prostat oleh dr. Lukman
Hakim, Sp.U(K), MARS, Ph.D.
Sebagaimana diketahui, Kanker Prostat adalah kanker yang terjadi pada prostat. Prostat adalah kelenjar kecil berbentuk kenari pada pria yang menghasilkan cairan mani yang memberi nutrisi dan mengangkut sperma.
Dalam webinar dijelaskan terdapat berbagai faktor penyebab terjadinya kanker prostat pada pria. Salah satu di antaranya adalah pola hidup tidak sehat. Juga, kebiasaan merokok, pola diet yang tidak baik, serta kurangnya seseorang dalam berolahraga. Kiranya hal itu dapat meningkatkan risiko terkena kanker prostat pada pria. Tak hanya itu, faktor pendorong lainnya seperti usia, ras, riwayat keluarga, perubahan gen, diabetes, kolesterol, dan obesitas juga dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker prostat.
Dalam webinar awam tersebut juga disampaikan bahwa apabila pasien kanker prostat yang didiagnosis pada stadium dini, maka mereka akan memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Sayangnya sebagian besar pasien dengan kanker prostat stadium awal tidak menyadari adanya gejala. Gejala terkadang baru dirasakan pasien saat kanker sudah menyebar ke organ lainnya.
Gejala yang dikeluhkan meliputi gangguan kemih, adanya darah pada urin, pembesaran kelenjar getah bening sekitar prostat, penurunan berat badan dan jika kanker sudah menyebar ke tulang dapat menyebabkan nyeri tulang.
Pentingnya Deteksi Dini Kanker Prostat
Maka, pemeriksaan dini kanker prostat umumnya disarankan untuk mulai dilakukan pada pria sekitar usia 40 tahun. Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh dokter meliputi tanya jawab tentang ada atau tidaknya keluhan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan rektal dan pemeriksaan prostate-specificagent (PSA) dari sampel darah.
Ada pun pemeriksaan penunjang lainnya, seperti pemeriksaan urin, pemeriksaan fungsi ginjal, dan ultrasonography (USG) dapat dilakukan sesuai dengan indikasi.
Dari pemeriksaan dini yang dilakukan diharapkan dapat menemukan pasien risiko tinggi, agar dapat dilakukan pemeriksaan lanjut seperti biopsi. Selain itu, pemeriksaan dini juga bertujuan untuk mendeteksi pasien kanker prostat stadium awal agar dapat dilakukan intervensi secepatnya dan mencegah prognosis yang lebih buruk.
Hasil pemeriksaan akan menentukan langkah selanjutnya bagi pasien: apakah perlu pemeriksaan berkala, pemeriksaan lanjut untuk memastikan diagnosis atau memulai tatalaksana kanker prostat.
dr. Kurnia Pentan Seputra, Sp.U (K) dalam paparannya mengungkapkan bahwa berdasarkan data Globocan tahun 2020, kanker prostat menempati urutan ke-5 sebagai jenis kanker yang paling banyak diderita pria dengan angka kejadian sebesar 11,6 kasus per 100.000 pria dan angka kematian sebesar 4,5 per 100.000 pria di Indonesia.
Meski pun angka kasus di Indonesia masih relatif lebih rendah dibandingkan kasus di Dunia, namun tren-nya semakin lama semakin meningkat dari tahun ke tahun. Akan tetapi, sangat disayangkan ternyata yang datang berkunjung ke dokter urologi pada umumnya merupakan pasien yang menderita kanker prostat dalam stadium lanjut atau sudah mengalami metastase. Hal tersebut tentu saja akan menyebabkan survival rate-nya semakin buruk.
Oleh karena itu, pemeriksaan dini menjadi sangat penting karena dapat mendeteksi pasien kanker prostat stadium awal sehingga dapat dilakukan intervensi secepatnya dan mencegah prognosis yang lebih buruk
Pengobatan kanker prostat disesuaikan dengan tingkat keparahan kanker dan kondisi pasien secara keseluruhan.
Metode pengobatan yang dapat dilakukan adalah operasi, radioterapi, terapi hormon, kemoterapi, dan krioterapi.
Belum diketahui cara untuk mencegah kanker prostat. Namun, risiko terkena kanker ini dapat dikurangi dengan menjalani pola makan sehat, tidak merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol, dan berolahraga rutin.
Ada pun dr. Lukman Hakim, Sp.U(K), MARS, Ph.D. dalam paparannya menyampaikan bahwa kanker prostat sejatinya dapat dikendalikan. Namun demikian, untuk mendapatkan hasil yang terbaik dengan harapan hidup terpanjang, maka perlu untuk melakukan deteksi dini kanker prostat serta menjalani pengobatan secara dini dan optimal. Semua pengobatan memiliki risiko dan tidak perlu terlalu dikhawatirkan atau ditakuti karena bisa dikendalikan. Selain pengobatan yang optimal, kualitas hidup pasien menjadi perhatian utama seorang dokter dalam mendiskusikan pilihan terapi bagi pasien
[]Titis Mawar Rani
Photo : Dok, Johnson&Johnson Indonesia