Pfizer Indonesia berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menyambut Hari Pneumonia Sedunia, yang jatuh setiap tanggal 12 November, dengan diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045”. Acara ini juga merupakan upaya pencegahan pneumonia bagi masyarakat Indonesia.
Pneumonia merupakan salah satu tantangan utama dalam kesehatan masyarakat di Indonesia. Pneumonia atau sering disebut sebagai radang paru atau “paru-paru basah” merupakan salah satu penyakit pernapasan yang paling mematikan di Dunia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas dan dapat menyebar melalui percikan air liur atau dahak saat penderita batuk.
Di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 penyebab utama kematian, terutama pada kelompok rentan seperti bayi dan anak-anak di bawah 5 tahun. Data Profil Kesehatan 2022 menyebutkan bahwa pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada post-neonatal (29 hari-11 bulan) yaitu sebesar 15,3% dan pada balita kelompok usia 12-59 bulan (12,5%).
Selain anak-anak, orang dewasa juga memiliki risiko tinggi terhadap pneumonia. Data Riskesdas Indonesia pada tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi pneumonia meningkat seiring bertambahnya usia, dengan 2,5% pada kelompok usia 55-64 tahun, 3,0% pada kelompok usia 65-74 tahun, dan 2,9% pada usia 75 tahun ke atas.
“Dengan kejadian pneumonia yang masih tinggi di Indonesia yang menyerang anak-anak mau pun orang dewasa, Pfizer berkomitmen mendorong dan mengajak masyarakatbersama-sama melakukan tindakan berupa aksi pencegahan penyakit pneumonia. Kolaborasi strategis dengan IAKMI dan perhimpunan asosiasi dokter di Indonesia merupakan upaya untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya pencegahan pneumonia agar anak-anak dan orang dewasa terhindar dari penyakit yang berpotensi mematikan tersebut,” ujar Hendra Wijaya, Direktur Pfizer Indonesia di acara diskusi publik bertajuk “Bersama Cegah Pneumonia Menuju Indonesia Emas 2045”, — di acara diskusi public, berlangsung di The Westin Hotel Jakarta, Senin, 18 November 2024.
Sementara, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kemenkes RI, dr. Ina Agustina Isturini, MKM mengungkapkan bahwa Hari Pneumonia Dunia 2024 mengangkat tema Nasional “Cegah, Lindungi, dan Obati Pneumonia” sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran serta pencegahan terhadap penyakit berbahaya ini.
“Terdapat tiga pilar utama yang harus diperhatikan Pemerintah, tenaga kesehatan dan masyarakat umum di Indonesia guna mengendalikan dan mencegah pneumonia: pertama, lindungi masyarakat dengan mempromosikan praktik kesehatan yang baik; kedua, mencegah masyarakat terkena pneumonia dengan memastikan pelaksanaan vaksinasi dan lingkungan yang sehat; ketiga, mengobati individu yang terinfeksi pneumonia dengan tatalaksana perawatan yang tepat. Dengan menerapkan tiga langkah tersebut, kita bisa mengendalikan dan menurunkan angka kejadian pneumonia demi Indonesia yang lebih sehat dan produktif untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045,” jelas Dr. Ina Agustina.
Pada kesempatan yang sama, di acara dengan MC Pratiwi Astar dan moderator dr. Ajeng Tri Endarti, serta menghadirkan Nucha Bachri, CEO & Co-Founders Parentalk, menggandeng pembicara ahli di bidangnya : Prof. Dr. dr. Hartono Gunardi, Sp.A(K), Ketua Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Sukamto Koesnoe, SpPD, K-AI, FINASIM, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Vaksinasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit dalam Indonesia (PAPDI), dan Audi Lumbantorium, Chairman of Human Resources and Business Technology Innovation, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. dr. Taruna Ikrar, M.Biomed, Ph.D menyampaikan pentingnya ketersediaan obat dan vaksin inovatif untuk mendukung Indonesia yang lebih sehat.
“Pneumonia saat ini masih menjadi tantangan utama kesehatan di Indonesia, sehingga ketersediaan vaksin pneumokokal yang inovatif dan efektif sangat dibutuhkan masyarakat untuk mencegah infeksi akibat pneumonia serta membantu mengurangi angka kematian akibat pneumonia pada kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia. Saya telah mengevaluasi produk vaksin dan melihat bahwa vaksin pneumokokal yang diproduksi oleh Pfizer memiliki efikasi yang cukup tinggi, sehingga dinilai sangat bisa membantu pencegahan penyakit ini,” ujarnya.
Taruna Ikrar menambahkan bahwa BPOM juga berkomitmen untuk terus mempercepat proses registrasi obat dan vaksin baru dari 300 hari kerja menjadi 120 hari kerja, dan dari 120 hari kerja menjadi 90 hari kerja untuk pendaftaran melalui reliance pathway.
Menutup sesi diskusi, Dr. Cri Sajjana Prajna Wekadigunawan, DVM., MPH., Ph.D, Bidang Humas dan Media PP IAKMI menyimpulkan bahwa imunisasi pneumonia memiliki peran yang penting untuk mewujudkan generasi sehat dan produktif di Indonesia.
“Dalam memperingati Hari Pneumonia Sedunia 2024 ini, kami berharap masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya gaya hidup sehat dan vaksinasi sebagai langkah preventif melindungi diri dari pneumonia. Kami harap dengan adanya dorongan Pemerintah untuk vaksinasi pneumonia untuk semua kategori usia, Indonesia dapat mewujudkan generasi penerus yang sehat dan produktif, demi menggapai Indonesia Emas 2045.”
[]Andriza Hamzah & Anissa Syaini
Photo : Dok. Pfizer & Emerson Asia Pacific