August 17, 2025
News

Kecepatan Unduh Jaringan 5G di Indonesia,Tergolong Rendah

Kiranya, di era di mana gelombang ilmu pengetahuan dan teknologi melonjak serta inovasi dan transformasi di era berubah setiap harinya, membuat berbagai pihak termasuk Angga Raka Prabowo, Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia; Bei Qi, Direktur Komite Komunikasi Internasional Aliansi Industri Informasi Sabuk dan Jalan dan Wakil Direktur Pusat Pengembangan Alih Daya Layanan Informasi Shanghai; serta Guan Wangzhen, Ketua Shenzhen Hengtong Future Technology Co., Ltd., pun berkumpul di Jakarta.

Untuk suatu pembicaraan yang membahas Konferensi Energi Baru, Teknologi Baru, dan Kecerdasan Buatan (tema final) dan kemudian bersama-sama mengeksplorasi isu-isu inti terkait pembangunan masa depan Negara.

Catatan saat ini kecerdasan buatan (AI) sedang membentuk kembali lanskap ekonomi dan sosial global dengan momentum yang luar biasa, muncul sebagai pendorong utama kekuatan produktif baru. Dalam proses ini, infrastruktur informasi digital yang solid sebanding dengan kereta api berkecepatan tinggi yang menghubungkan Kota-Kota.

Sebagai landasan bagi pesatnya perkembangan AI, infrastruktur komunikasi merupakan pilar strategis mutlak yang menopang pertumbuhan ekonomi Nasional yang berkelanjutan dan mantap, peningkatan daya saing Internasional, dan terwujudnya “Indonesia Emas 2045”.

Sebagaimana diketahui bersama, Indonesia, Negara kepulauan terbesar di Dunia dengan lebih dari 17.000 pulau, menghadapi berbagai tantangan dalam pembangunan infrastruktur komunikasi. Dan saat ini, masih banyak ruang untuk perbaikan dalam pengembangan jaringan komunikasi secara keseluruhan.

Solusi Terintegrasi ‘2045 AI Dual Rings’

Dibandingkan dengan Negara-Negara tetangga, kecepatan unduh rata-rata jaringan 5G di Indonesia relatif rendah. Oleh karena itu, jaringan komunikasi optik, kabel bawah laut, dan transmisi optik merupakan fondasi dan landasan bagi pemanfaatan dan penjadwalan pusat daya AI dan komputasi.

Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia, Angga Raka Prabowo, di acara The New Energy For AI Era, bertempat dii JW Mariot Hotel Jakarta, 13 Agustus 2025, menyampaikan,”Sangat menggembirakan melihat mitra strategis Tiongkok membawa teknologi dan investasi jaringan komunikasi yang disesuaikan dengan pengembangan AI ke Indonesia. Pada konferensi ini, kedua pihak, baik Indonesia mau pun Tiongkok, bersama-sama mengusulkan ‘Cincin Ganda AI 2045’, yang juga selaras dengan pola pembangunan ekonomi nasional Indonesia yang berlandaskan ‘mesin ganda’. Cincin Kiri mencakup Simpul Internasional Jakarta, Batam, dan Medan, dan menghubungkan Kota-Kota seperti Bandung, Semarang, dan Bali dengan Ibu kota Nusantara.

Dirincikan, Cincin Kanan mengandalkan Manado dan menghubungkan Kota-Kota seperti Samarinda dan Balikpapan ke Nusantara. Hal ini niscaya akan semakin mendukung ‘Proyek Integrasi Cincin Palapa’ dengan mengurangi biaya, menurunkan risiko kegagalan titik tunggal, membangun jaringan redundan, dan semakin meningkatkan keandalan.

“Lebih lanjut, ini bukan sekadar peningkatan sederhana dalam bandwidth Internasional dan kapasitas pertukaran regional, tetapi juga membawa investasi baru, teknologi baru, dan dorongan baru. Selain memperluas kapasitas transmisi hingga 100 kali lipat untuk beradaptasi dengan aplikasi AI di masa mendatang, hal ini juga memperkuat interkoneksi dan kolaborasi antara Pusat Pertukaran Internet (IX) yang ada dan pusat data DCI”.

‘2045 AI Dual Rings’ adalah solusi terintegrasi super-konektivitas yang membuka potensi Hukum Skala AI, menembus hambatan skala klaster AI, dan mewujudkan peningkatan fundamental dalam aplikasi seperti interaksi real-time tingkat industri dan latensi tingkat mikrodetik untuk mengemudi otonom. “Sebagai sebuah departemen Pemerintah,” ujar Wakil Menteri, “kami akan memberikan dukungan yang komprehensif dan kuat dalam hal kebijakan, pendanaan, dan persyaratan akses.”

Bei Qi menyatakan bahwa Tiongkok sangat mengapresiasi strategi “Cincin Ganda AI 2045” yang diusulkan oleh Wakil Menteri, yang akan sepenuhnya mendukung “Proyek Integrasi Cincin Palapa” yang telah ada, mengintegrasikan lebih lanjut jaringan serat optik domestik, dan menyelaraskannya dengan perencanaan kabel bawah laut Internasional. Beliau juga mengemukakan untuk pertama kalinya bahwa ini merupakan inisiatif kunci untuk membuka “arteri kritis” bagi pengembangan AI Indonesia, yang sejalan dengan logika kereta api cepat Tiongkok yang “menghubungkan wilayah dengan jalur dan membentuk kembali pola dengan cepat”.

Sebagaimana Presiden Jokowi telah berulang kali memuji kereta api cepat Tiongkok karena mendefinisikan ulang “efisiensi” dengan jarak tempuh operasi 35.000 kilometer dan tingkat ketepatan waktu 98,9%, konektivitas super, teknologi bawah laut, dan “energi baru” di era AI yang dibawa Tiongkok saat ini juga dapat membuktikan dengan kuat bahwa Tiongkok memiliki “keahlian unik” dalam jaringan kepulauan, yang dapat dibagikan dan dikembangkan dengan Indonesia.

Menanggapi karakteristik kepulauan Indonesia, solusi yang dibawa Hengtong lebih terarah. Guan Wangzhen memperkenalkan bahwa solusi tersebut kompatibel dengan standar peralatan produsen yang ada, memecahkan masalah “kepulauan teknis” awal dalam jaringan; peralatan dan kapabilitas konstruksinya dapat lebih baik mengatasi lingkungan kompleks seperti terumbu karang dan arus laut yang kuat di perairan Indonesia, meningkatkan efisiensi konstruksi laut dalam hingga 50% dan mengurangi biaya pemeliharaan hingga 30%. Lebih penting lagi, untuk interkoneksi AI dan pusat daya komputasi, telah diakui secara luas bahwa kendalanya terletak pada kebutuhan akan jaringan komunikasi transmisi berkapasitas besar dan berkecepatan tinggi. Teknologi bawah laut dan solusi super-konektivitas Tiongkok adalah solusi sempurna untuk kendala ini.

Konferensi ini berlangsung positif dan membuahkan hasil. Seluruh mitra, termasuk operator telekomunikasi, penyedia layanan internet, dan penyedia layanan informatika, menanggapi inisiatif dan usulan pemerintah Indonesia: membentuk lebih banyak dana investasi khusus untuk menyediakan dukungan modal bagi penyambungan kabel bawah laut internasional dan peningkatan simpul; mengorganisir lebih banyak aliansi industri profesional untuk mengintegrasikan sumber daya teknologi dan konsultasi global serta memenuhi kebutuhan berbagai proyek jaringan AI; mendirikan lebih banyak perusahaan konstruksi patungan untuk memperkenalkan pengalaman konstruksi Tiongkok dan mengintegrasikan sumber daya lokal Indonesia, sehingga mempercepat implementasi proyek kabel bawah laut.

Di era baru yang dipimpin oleh AI, pembangunan infrastruktur komunikasi seperti superkonektivitas dan kabel optik bawah laut sangat penting bagi Indonesia untuk mencapai lompatan pembangunan ekonomi dan menjadi ekonomi AI yang tangguh. Mari kita bekerja sama dengan tekad yang kuat untuk membantu Indonesia meraih keunggulan dalam persaingan ekonomi global dan mengawali babak baru kemakmuran dan pembangunan ekonomi Indonesia !

[]Andriza Hamzah & Anissa Syaini
Photo : M. Akbar

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *