December 3, 2024
News

Kanker Serviks Mendera Wanita,Cermati Penyebabnya Yang Meluluhkan Hati

Tentu menjadi perhatian bersama. Tingginya  angka kejadian kanker serviks di Indonesia, hingga menempati urutan kedua kejadian kanker pada wanita di Indonesia dengan kejadian 36.964 kasus baru dan mengakibatkan 20.708 kematian, demikian menurut data GLOBOCAN 2022 yang dirilis oleh The International Agency for Research on Cancer (IARC).

Berpijak dari sana, Yayasan Kanker Indonesia, organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker, didukung program “Dedikasi Untuk Negeri” dari Bank Indonesia, menyelenggarakan diskusi bertajuk “Pelajari, Cegah dan Lakukan Skrining Kanker Serviks”.

Mengenai kanker serviks, yang disampaikan Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP, di acara talk show edukatif, berlangsung pada 27 November 2024, bertempat di Thamrin Nine Ballroom Jakarta, sangat layak disimak dan dijalani banyak wanita di Tanah Air.

Ujarnya,“Jangan lengah, sebab kejadian kanker serviks di Indonesia masih tinggi, sementara itu, kanker serviks merupakan jenis kanker yang dapat dicegah. Oleh sebab itu, YKI terus melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan tentang kanker serviks. Kami mendorong wanita untuk tidak perlu takut atau pun malu melakukan vaksinasi HPV (human papilloma virus) dan melakukan deteksi dini kanker serviks. Sebab kanker dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium awal.”

Pada acara dengan MC Azahra, yang menghadirkan dua dokter ahli dan dipenuhi penyitas dan komunitas peduli kanker, Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto, Sp.OG(K)Onk. dalam paparannya menjelaskan, “Sebanyak 95% kanker serviks pada wanita disebabkan oleh virus HPV, dan biasa terjadi pada wanita di usia reproduksi. Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular pada suatu saat dalam hidupnya, dan biasanya tanpa gejala. Karena itu, penting sekali melakukan pencegahan dengan vaksinasi, kontrol rutin dan menerapkan pola hidup sehat.”

Lebih jauh Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto mengutarakan beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker serviks, di antaranya riwayat seksual secara aktif pada usia muda di bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan seksual, dapat berkontribusi mempengaruhi meningkatnya kemungkinan terpapar HPV. Perlu diketahui, kontak apa saja bukan berarti melalui seksual.

Selain itu, penyebab wanita yang lebih mungkin terkena kanker serviks adalah merokok dua kali, berbanding dari mereka yang tidak merokok. Para peneliti percaya bahwa tembakau dapat merusak DNA sel serviks  dan  dapat  pada perkembangan kanker  serviks. Merokok  juga  membuat sistem kekebalan tubuh kurang efektif dalam melawan infeksi HPV.

Berartinya Pendampingan Keluarga Bagi Penyintas Kanker

Sistem imun tubuh yang lemah, seperti yang diakibatkan oleh virus HIV (virus penyebab AIDS), juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga berakibat pada risiko lebih tinggi terkena infeksi HPV.

Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto pun menekankan, “Pencegahan terhadap kanker serviks sangatlah penting dilakukan, utamanya dengan vaksinasi HPV, deteksi dini dengan tes Pap Smear atau IVA secara rutin satu hingga dua tahun sekali, menerapkan pola hidup sehat, melakukan seks yang aman, olahraga yang baik, dan tidak merokok.”

Pencegahan perlu dilakukan, mempertimbangkan penderitaan yang dialami sebagai pasien kanker serviks. Penderitaan yang dialami oleh pasien kanker serviks berpotensi lebih parah dan kompleks dibandingkan penderita kanker lainnya.

Di acara menawan, dr. Siti Annisa Nuhonni, Sp.KFR, pakar paliatif YKI, dalam paparan bertajuk “Memelihara Hidup Berkualitas pada Pasien Kanker Serviks,” menyebutkan bahwa tantangan yang dihadapi pasien kanker serviks meliputi dimensi kualitas hidup.

“Penderitaan yang dialami mencakup kekhawatiran fisik seperti gejala dan rasa sakit, kemampuan fungsional, kesejahteraan keluarga, kesejahteraan emosional, spiritualitas, fungsi sosial, kepuasan terhadap pengobatan, orientasi masa depan, seksualitas, intimasi dan citra tubuh, serta fungsi pekerjaan,” ulas dr. Siti Annisa Nuhonni.

Dengan penderitaan multi dimensi yang dilalui pasien kanker serviks, perlu mendapatkan dukungan untuk memelihara hidup yang berkualitas. “Hal ini perlu didukung dengan pelayanan paliatif yang meliputi kegiatan penatalaksanaan nyeri, penatalaksanaan keluhan fisik, dukungan psikologis, dukungan sosial, dukungan kultural dan spiritual, perencanaan perawatan yang baik, perawatan akhir kehidupan, hingga dukungan dan persiapan selama masa duka,” jelas dr. Siti Annisa Nuhonni.

Lebih lanjut, dan dr, Siti Annisa Nuhonni menyimpulkan bahwa “Pelayanan paliatif adalah upaya menata kehidupan berkualitas dan kematian yang bermartabat.”

Berpijak dari sinilah juga, Yayasan Kanker Indonesia mengajak masyarakat untuk bekerjasama dalam memerangi kanker serviks. “Penanggulangan kanker serviks harus dilakukan bersama-sama, tidak hanya kaum wanita, tetapi juga harus didukung kaum pria, sehingga pencegahan kanker serviks tidak lagi menjadi hal yang tabu. Dukungan fasilitas, layanan dan akses terhadap vaksinasi HPV dan deteksi dini kanker serviks kini sudah semakin maju di Indonesia, dan perlu dimanfaatkan sebagai tekad kita bersama untuk mengurangi kejadian kanker serviks,” tutup Prof. Aru Wisaksono Sudoyo.

[]Andriza Hamzah
Photo : Dok. YKI/AMERSON Asia Pacific

Keterangan Photo Utama (ki-ka)
Dr. Kartiwa Hadi Nuryanto – Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo – dr. Siti Annisa Nuhonni

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *