September 17, 2024
Health

Keseimbangan NutrisiPencegah Malnutrisi Pada Penyandang Kanker

Kiranya, malnutrisi bagi penyandang kanker, dapat mempengaruhi efektivitas pengobatan kanker, kekuatan, pemulihan, dan kualitas hidupnya. Hal ini dapat meningkatkan waktu yang dihabiskan di rumah sakit dan risiko terkena infeksi.

Bahkan malnutrisi juga berpotensi memperpendek umur. Dalam menyikapi hal tersebut, Yayasan Kanker Indonesia menggelar seminar bertajuk “Peran Nutrisi untuk Pasien dan Penyintas Kanker” pada 27/7/2024 di Sasana Marsudi Husada, Yayasan Kanker Indonesia Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Dalam paparannya, DR. dr. Hilman Tadjoedin, SpPD, KHOM menjelaskan,”Kanker dan pengobatannya memberikan pengaruh terhadap tubuh. Tiga hal utama yang sering ditemukan pada pasien kanker adalah inflamasi, rasa lelah berlebih, dan penurunan asupan makanan sehingga berpotensi mengakibatkan malnutrisi.”

Malnutrisi adalah kondisi tubuh yang menerima terlalu banyak atau terlalu sedikit nutrisi untuk berfungsi bagi kesehatan yang optimal. “Malnutrisi berhubungan secara langsung dengan berbagai penyakit dan dapat berpengaruh ke segala usia, seperti halnya dengan dua jenis malnutrisi yang dapat ditemukan yaitu obesitas pada satu ekstrem, dan kekurangan nutrisi pada ekstrem lainnya, sedangkan malnutrisi akibat kanker dapat berbeda bentuk dibandingkan dengan malnutrisi akibat kelaparan,” jelas DR. Hilman Tadjoedin.

DR. Hilman Tadjoedin menjelaskan bahwa tumor dapat merubah status nutrisi pasien kanker, di mana sel tumor yang mengandung sitokin dapat berakibat pada adanya inflamasi sistemik, sehingga berdampak pada anoreksia atau gangguan makan yang ditandai dengan penurunan berat badan secara drastis, hilangnya massa otot, perubahan metabolism hati, serta pembakaran lemak dan hilangnya sel lemak.

“Selain inflamasi sistemik, penyebab gangguan nutrisi pada pasien kanker juga adanya status imunitas yang menurun, sehingga berakibat pada menurunnya berat badan, kelelahan dan rasa sakit, dan juga depresi,” lanjut DR. Hilman Tadjoedin.

Menurut DR. Hilman Tadjoedin terdapat empat pilar dampak negatif malnutrisi pada pasien kanker, yaitu pada (1) kesehatan tubuh, di mana berat badan turun, massa otot turun, sistem imun melemah, penyembuhan luka melambat; (2) toleransi terhadap obat, yaitu berkurangnya toleransi, efek samping bertambah banyak dan berat, dan risiko lebih tinggi terhadap interupsi pengobatan; (3) kualitas hidup, seperti penurunan kualitas hidup, hilangnya nafsu makan dan berubahnya rasa makanan, serta dampak psikologis; dan (4) Prognosis, yaikni prognosis lebih buruk, peningkatan perawatan di rumah sakit dan kesembuhan yang tidak optimal.

DR. Hilman Tadjoedin menguraikan bahwa jika terjadi Kaheksia atau gangguan kesehatan yang menyebabkan penurunan berat badan secara ekstrem yang disertai dengan penyusutan otot, hal ini dapat diperbaiki dan diminimalisir dengan pengubahan pola makan. “Lakukan konsultasi dengan Dokter Spesialis Gizi Klinik untuk menentukan makanan yang sebaiknya dikonsumsi dan untuk menentukan penggunaan suplemen seperti suplemen meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan asupan kalori, serta makan dengan porsi kecil dan sering, namun dengan jenis makanan yang kaya akan nutrisi, serta menjaga hidrasi cukup,” lanjut DR. Hilman Tadjoedin.

Sementara itu, spesialis gizi klinik, dr. Nani Dewi, M. Gizi, Sp.GK yang memaparkan tentang “Nutrisi Seimbang Pada Pasien Kanker & Survivor” menjelaskan bahwa nutrisi adalah proses biokimia dan fisiologis di mana suatu organisme menggunakan makanan untuk mendukung kehidupannya, termasuk konsumsi, penyerapan, asimilasi, biosintesis, katabolisme dan ekskresi.

Menurut dr. Nani Dewi, kebutuhan nutrisi harus sesuai kebutuhan dengan memperhatikan tujuan, kondisi klinis, jenis dan komposisi nutrisi.

Diuraikan, Dukungan nutrisi diperlukan pada waktu-waktu berbeda ; Sebelum terapi ; memberikan edukasi nutrisi menjelang terapi, menjaga asupan tetap optimal ; Saat terapi: menjaga agar tidak perurunan BB berlebihan & keadaan umum stabil ; Pemulihan : mengembalikan/ memperbaiki kondisi pasca terapi.

“Dalam menerapkan makanan sehat untuk mencegah kanker, sangatlah perlu menjaga berat badan seimbang, aktif secara fisik, makan biji-bijian, sayuran, buah dan kacang-kacangan; dan hal-hal yang perlu dibatasi adalah makanan daging merah dan daging yang diproses, minuman manis, alkohol, dan bagi para Ibu yang menyusui untuk memberikan ASI, dan setelah seseorang didiagnosis kanker, maka harus melakukan apa yang direkomendasikan dokter,” jelas dr. Nani Dewi.

Andriza Hamzah
Photo : Dok. YKI

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *