
performing arts pertama kali diperkenalkan oleh Gerakan Seni Rupa pada tahun 1970-an, pada saat itu belum diketahui sebagai istilah seni performing arts. Dan dalam perjalanannya, setelah ramai diadakan festival-festival seperti Internasional Performing Arts Festival (JIPAF), kemudian Bandung Performing Arts Festival dan gelaran performance skala Internasional lainnya, istilah performing arts mulai dikenal di Tanah Air.
Karena pesona berbeda di bidang seni, akhirnya Performing Arts mulai dilirik dan mendapatkan perhatian dari masyarakat luas. Letak perbedaannya, performing arts menggunakan tubuh sebagai medium dalam mengekspresikan karyanya.
Muncullah tokoh-tokoh Performing Arts Indonesia seperti FX Harsono, Arahmaiani, Melati Suryodarmo dan masih banyak lagi lainnya.
Hal yang mengejutkan adalah banyaknya bermunculan tokoh-tokoh performing arts di Tanah Air,tentunya hal ini dapat membuka peluang untuk terbentuknya club serta komunitas yang menaungi para performing arts. Namun, terbatasnya informasi mengenai performing arts di Tanah Air menjadikan club serta komunitas yang ada hanya dapat eksis tetapi di beberapa kota besar saja di Indonesia.
Terkait adanya keresahan, ini pada akhir tahun 2021, tepatnya bulan Desember, seorang anak muda “keren” bernama Michelle Nadya, berinisiasi untuk mendirikan sebuah komunitas nonprofit di bidang Performing Arts berbasis online dengan coverage area seluruh Indonesia, dengan nama Indonesian Performing Arts Community (IPAC).
Langkah wanita berusia 16 tahun, dengan sapaan akrab anak muda berparas menawan yang memiliki minat serta concern terhadap perkembangan performing arts di Indonesia, dan menekuni Dunia performing arts sejak usia 7 tahun.

Kemudian tahun 2015, Nadya terlibat dalam paduan suara yang mendukung artis Indonesia, Nia Daniaty, dalam konsernya. Tahun berikutnya, 2016, Nadya bergabung dengan WCOPA pada, kemudian mewakili Indonesia. Selain itu, untuk meningkatkan kemampuan menyanyi dan aktingnya, ia
mengikuti audisi Alice The Musical di Nationalhigh dan ditunjuk untuk berperan sebagai Gryphon pada tahun 2017. Ia kemudian tampil di Universitas Yale dalam kompetisi debat, WSC. Tahun 2019 lalu, Nadya melanjutkan passionnya dengan bergabung dalam Performing Art Industry yang sukses menggelar musikal broadway berjudul “Into The Woods Jr” berperan sebagai Ibu Jack.
“Area Negara Indonesia ini sangat luas. Potensi munculnya bibit-bibit performancer dapat hadir dari mana saja, tidak terbatas pada kota-kota besar. Harapan saya, kehadiran IPAC menjadi solusi bagi teman-teman pelaku seni pertunjukkan untuk dapat bereksplorasi dan berekspresi serta mewujudkan cita-cita dalam seni pertunjukan bersama teman-teman lainnya dari berbagai daerah di Indonesia tanpa terbatas jarak dan area tertentu” ungkap Michelle Nadya selaku Founder IPAC, di acara peluncuran IPAC, Sabtu, 26 Maret 2022.
Nadya menambahkan, “Untuk mewujudkan cita-cita IPAC, tentu saya selaku founder tidak dapat mewujudkannya sendiri, saya bersama teman-teman penggiat performing arts lainnya yang tergabung sebagai Team IPAC Committee 2022, merumuskan program serta melakukan publikasi agar IPAC dapat didengar oleh teman-teman pelaku seni pertunjukan di seluruh area Indonesia”.
Dalam acara yang dipandu oleh Geta Michelle dan Alberth, Shakila Luki Raina sebagai Leader IPAC Committee 2022, menyampaikan,”Untuk teman-teman pelaku dan calon pelaku seni pertunjukan di seluruh Indonesia sudah mulai bisa bergabung bersama kami. Untuk menjadi member IPAC serta committee IPAC pada
periode selanjutnyaadalah dengan cara login di website komunitas IPAC secara gratis, dengan alamat website https://ipac.id/.”

Shakila melengkapi keterangannya,”IPAC juga menyediakan platform yang dapat digunakan member untuk menyalurkan ekspresi serta talenta melalui social media, forum dan juga podcast. Di dalam website komunitas selain platform forum yang nantinya akan aktif, kami gunakan dalam berinteraksi sesama member. Tentu juga akan dibuka kelas serta workshop online dan offline berbagai bidang ketrampilan seperti Dance, Singing, Acting, Music dan skill lainnya dibidang seni pertunjukan, sebagai wadah member untuk meningkatkan skill di bidang performing arts.”
Berkat kehadiaran Bernice tim Pengajar dan Maria Darasati, , yang merupakan sponsorship, berusia 17 tahun, menjadikan acara peluncuran IPAC kian menawan.
“Seni itu profesi dan gaya hidup. Saya gembira bisa terlibat mendidik dan membantu generasi berikut untuk berkiprah di Dunia performing art,” kata Bernice.
Tak kalah menawan apa yang dikatakan Maria Darasati,”Banyak hal yang saya dapat dari sini, Ke depan semoga IPAC menjadi wadah performing arts yang lebih dari ini.”
Lantas, bagi kaum muda Indonesia yang memiliki passion dibidang seni, tunggu apalagi ? yuk segera tunjukan pesonamu, keterampilanmu, dan keindahan karya yang ada dalam dirimu dengan bergabung dan ikut serta di IPAC
[]Salsa
Photo : Dok. IPAC