March 18, 2025
News

Syariah for All, Mendorong Produk Inovatif

Walau pun Pemerintah hingga berbagai lembaga keuangan Syariah mendukung perkembangan ekonomi keuangan syariah menuju target Indonesia menjadi Islamic Global Hub, tapi tetap saja target tersebut sulit untuk tercapai. Tanpa adanya keterlibatan aktif konsumen.

Plt. Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank I, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Ihsanuddin menyatakan industri keuangan syariah, baik perbankan mau pun non bank masih tertatih-tatih. 

“Walau pun Presiden, KNEKS, MUI mau pun AASI memiliki obsesi menjadikan Indonesia sebagai Islamic Global Hub tapi kalau tidak didukung oleh masyarakat, yang  mayoritasnya adalah Muslim, hal itu  tidak akan kemana-mana,” kata Ihsanuddin dalam acara Peluncuran Prudential Syariah: Rayakan Awal Baru, berlangsung  di Hotel Westin Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Ia juga menyampaikan, regulasi tentang syariah sudah diperkenalkan sejak tahun 1992 melalui UU No.7 tapi market sharenya belum terlalu besar.

“Untuk market share perbankan adalah 6,74 persen dan untuk pembiayaan syariah ada pada angka 5,51 persen,” ungkapnya.

Maka melalui UU No.40 tahun 2014, dibuka pintu untuk spin off asuransi syariah hingga tahun 2024.

“Sudah 17 tahun lebih, tapi baru ada 8 yang melakukan spin off sebagai asuransi syariah,” ungkapnya lagi. 

Muhammad Ihsanuddin menyebutkan Prudential Syariah merupakan Perusahaan  joint venture pertama yang melakukan spin off. “Prudential Syariah harus menerapkan kehati-hatian dan dapat diakses oleh semua masyarakat Indonesia, bukan hanya yang muslim saja,” pungkasnya.

Tren Positif, Indonesia Top 4

Kinerja ekonomi keuangan syariah dinilai masih akan menuju tren positif. Hal ini bisa terlihat dari Indonesia yang masuk dalam top 4 dalam skala global untuk semua aspek ekonomi keuangan syariah. Tapi untuk memastikan target pengembangan ekosistem syariah ini perlu didukung langkah konkrit dan kolaborasi semua pemangku kepentingan.

Wakil Presiden Maruf Amin menegaskan jika ingin mengembangkan ekonomi keuangan syariah Indonesia ada empat kunci yang menjadi titik tolak keberhasilan. Dan empat kunci ini perlu dilakukan tak hanya oleh Pemerintah tapi juga semua pihak yang berkepentingan.

“Yang pertama adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Faktanya saat ini Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia dengan kompetensi ekonomi keuangan syariah,” kata Wapres Ma’ruf dalam acara Peluncuran Prudential Syariah: Rayakan Awal Baru di Hotel Westin Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Kedua, lanjutnya, para pelaku usaha harus selalu menjaga nilai syariah dalam berbisnis.

“Ini akan menjadi sumber kepercayaan publik, yang sekaligus akan mendorong pertumbuhan ekonomi keuangan syariah,” ucapnya.

Sementara yang ketiga adalah pemanfaatan produk inovatif yang didukung oleh tim pemasar handal yang akan memperluas jangkauan produk syariah ke masyarakat.

Sedangkan  yang keempat adalah pemanfaatan teknologi yang menjadikan produk syariah sebagai produk yang murah dan mudah diakses, serta sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai pemegang market share asuransi terbesar di Indonesia, Prudential Syariah meyakini peluang untuk meningkatkan  market masih terbuka lebar. Bukan hanya karena Prudential Syariah memiliki sumber daya yang kompeten tapi juga karena sesuai dengan karakteristik masyarakat Indonesia.

President Director Prudential Indonesia, Michellina Laksmi Triwardhany menyatakan peluncuran Prudential Syariah sebagai entitas mandiri diharapkan mampu membawa perekonomian syariah Indonesia menuju ke tingkat lebih tinggi.

“Dengan umur yang relatif muda, Prudential Syariah memiliki banyak produk dan berhasil mempertahankan market share sejak pertama kali didirikan tahun 2007. Dan terus mempertahankan komitmen untuk mendukung keberadaan ekosistem syariah,” kata

Michellina Laksmi Triwardhany.

Hingga saat ini, market share Prudential Syariah mencapai 29 persen dengan 49 produk syariah, baik untuk mass market mau pun high market.

“Selama ini dukungan dari regulator OJK mau pun dari Prudential Group mampu memastikan kinerja keuangan, produk yang inovatif dan sumber daya pemasar dari Prudential Syariah tetap menjadi yang terbaik. Dan harapannya kami akan bisa lebih besar dari Prudential Konvensional,” ucapnya.

Ia menyatakan kelompok middle class dan milenial Indonesia semakin sadar akan gaya hidup syariah.

“Peluang ini kami gabungkan dengan produk konprehensif, tenaga pemasar yang kompeten dan layanan digital yang memudahkan nasabah, sehingga Prudential Syariah dapat menjadi yang terbaik untuk nasabah, termasuk lebih baik dari konvensional,” ucapnya lagi.

Di acara yang sama, Presiden Direktur Prudential Syariah, Omar Sjawaldy Anwar menyatakan konsep keuangan syariah sangat indah, dimana harta mengandung hak dari banyak pihak, baik pemilik asuransi maupun pihak yang membutuhkan.

“Prudential Syariah akan selalu mengusung konsep keadilan, transparansi, etika dan memiliki kemaslahatan dalam menciptakan produk asuransi. Kami akan selalu berpegang dalam ketentuan syariah,” kata Omar Sjawaldy Anwar.

Ia menjelaskan dengan menjadi entitas mandiri, Prudential Syariah akan menjadi awal baru bagi industri syariah di Indonesia sekaligus menjadi bagian dalam membangkitkan perekonomian Indonesia, khususnya ekonomi syariah.

“Sebagai Negara yang dinyatakan sebagai Negara paling dermawan, berdasarkan survei Charity Aid Foundation, konsep syariah yang berbasis pada berbagi dan menolong menjadi konsep yang cocok untuk diterapkan dalam produk asuransi,” pungkasnya.

Mengusung tagline Syariah for All, Prudential Syariah yang sudah resmi menerima izin Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menargetkan 5 juta nasabah baru dalam tempo lima tahun.

Direktur Prudential Syariah, Omar Sjawaldy Anwar menyampaikan keyakinannya bahwa Prudential Syariah akan mampu melebihi target yang sudah ditetapkan. 

“Karena Syariah itu bukan hanya untuk muslim. Dengan adanya inovasi, kolaborasi dan digitalisasi maka produk akan disampaikan dengan baik ke konsumen sebagai pemenuh kebutuhan mereka,” kata Omar dalam Peluncuran Prudential Syariah: Rayakan Awal Baru, di Hotel Westin Jakarta, Selasa (5/4/2022).

Selain itu, empat nilai syariah disebutkannya memiliki kesamaan dengan karakter masyarakat Indonesia. Yaitu adil, penuh kasih, transparan dan tolong menolong.

“Karena itu dengan menerapkan pengelolaan profesional, kegiatan yang berbasis pada tolong menolong dan menggunakan teknologi untuk mempermudah nasabah, maka saya yakin capaian per tahun akan melebih jumlah target itu jika dibagi per tahun,” ujarnya.

Sementara, Chief Executive Prudential Asia & Africa, Nic Nicandrou menyebutkan penetrasi asuransi, baik syariah mau pun konvensional di Indonesia cukup rendah.

“Hal ini karena kelompok masyarakat dengan penghasilan menengah ke bawah belum tersentuh oleh produk asuransi,” kata Nic Nicandrou.

“Karena itu, dengan fakta tersebut, ambisi kita sangat besar. Tak hanya yang syariah saja. Tapi juga yang konvensional. Target saya, 5 juta nasabah per lima tahun. Dengan mendorong produk inovatif dan layanan digital,” pungkasnya.

[]Andriza Hamzah

Photo : Ist

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *